Berita

Kawasan Gajah Mada Coffe Street, Salah Satu Ikon Wisata Kuliner Kota Pontianak

20 Desember 2016


Foto: @hsherisetiawan

Ada pemandangan berbeda saat melintas di perempatan Jalan Gajah Mada-Agus Salim. Di sisi jalan yang terpampang tulisan Gajah Mada (GM) Coffe Street, terlihat lebih menarik dari sisi lainnya. Meski masih dalam proses pembangunan, kawasan ini sudah tertata rapi.

Trotoar yang lebar dan kokoh, dengan pernak-pernik unik, ditambah lampu hias dengan solar cell membuat kawasan ini semakin mencolok. Belum lagi bangunan-bangunan rumah toko (ruko) di belakangnya juga ikut menjadi bagian penataan, dengan sentuhan cat berwarna-warni.
Kawasan ini, masih sebagian kecil dari keseluruhan penataan trotoar di sepanjang Jalan Gajah Mada. Untuk ini saja, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp1 miliar. Sebagai tahap awal yang rencananya berlanjut pada 2017 mendatang. Yang mana Pemerintah Pusat akan memberikan bantuan Rp10 miliar untuk penataan trotoar kawasan itu.

Kadis Pekerjaan Umum (PU) Kota Pontianak, Ismail mengungkapkan apa yang telah dikerjakan tahun ini, hanya untuk memancing anggaran dari pusat. Melihat apa yang telah dilakukan Pemkot, pemerintah pusat kemudian masukkan program ini dalam kegiatan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), yang Satkernya ada di Provinsi," katanya.
Ismail menjelaskan, selama ini Gajah Mada sudah cukup dikenal sebagai kawasan Coffe Street dan beragam kuliner atau jajanan khas Kota Pontanak. Namun masih belum tertata dengan baik. Padahal di sepanjang jalan itu telah berdiri hotel-hotel berbintang yang jumlahnya mencapai belasan. Artinya banyak potensi yang dimiliki dapat dikembangkan. Terutama sebagai objek tujuan wisatwan yang datang ke kota ini.

"Bahkan bisa dibilang berandanya kota ini. Untuk itu Pontianak harus punya ciri khas tempat nongkrong yang nyaman dengan kebersihannya yang terjaga sehingga menarik turis datang," jelasnya. Dari penataan tahap awal inilah, nantinya di sepanjang jalan hingga Pasar Flamboyan semuanya akan ditata. Tidak hanya satu ruas saja, tapi keduanya baik kiri dan kanan jalan." imbuhnya.
Konsepnya adalah membuat jalur pedestrian yang ramah. Memanjakan pejalan kaki, dilengkapi tenda-tenda khusus bergaya modern, namun dengan tetap mempertahankan bagunan heritage yang ada. Termasuk jalur bagi penyandang disabilitas.

"Bangunan di belakangnya itu kan kawasan heritage, bangunan tua, itu yang membautnya menjadi khas beda dari tempat di manapun. Dan untungnya masyarakat mau bekerja sama menata itu sehingga ini merupakan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat juga," paparnya.

Sepanjang jalan Gajah Mada akan menjadi kawasan pedestrian yang representatif. Dengan trotoar yang lebar, dilengkapi lampu-lampu hias unik, pohon peneduh, canopy atau tenda bergaya modern serta latar belakang bangunan heritage khas Kota Pontianak.

Sumber: pontianakpost.co.id, pontianak.tribunnews.com




Top
Top