Global Village: Bawa Panggung Pertukaran Budaya dengan Energi Baru
CERITA KOTA | Di era globalisasi saat ini, masih banyak anak muda Indonesia yang belum memiliki akses terhadap pengalaman lintas budaya yang bermakna. Keterbatasan ini seringkali berdampak pada rendahnya pemahaman tentang keberagaman, berkurangnya empati sosial, serta terbatasnya peluang kolaborasi global yang seharusnya bisa mereka manfaatkan. Selain itu, tingkat kesadaran dan minat anak muda dalam mengikuti program-program internasional juga masih rendah, terutama karena faktor minimnya akses, visibility, serta kurangnya inspirasi dari pengalaman nyata. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, AIESEC in Untan membawakan kembali program yang setelah lima tahun vakum akibat Covid-19, yakni Global Village. Program ini kembali hadir di Pontianak, 20 Juli 2025 sebagai festival pertukaran budaya yang mempertemukan keberagaman dan interaksi lintas budaya dalam satu hari penuh perayaan. Global Village merupakan festival budaya internasional yang diinisiasi oleh AIESEC. Acara ini menghadirkan beberapa negara di dunia yang akan merepresentasikan budaya internasional serta budaya lokal Indonesia. Global Village berfungsi sebagai jembatan awal bagi anak muda untuk mendapatkan exposure nyata terhadap keberagaman global. Selain itu dengan menampilkan ekspresi budaya dari berbagai negara dan Kalimantan, Global Village kali ini ini secara langsung mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu pada SDGs 4.7 – Education for Sustainable Development and Global Citizenship. Global Village berperan dalam meningkatkan literasi global, memperluas pemahaman tentang keberagaman budaya, serta membangun karakter global citizen di kalangan anak muda Pontianak. Dengan memberikan pengalaman interaksi lintas budaya yang nyata, acara ini membantu mempromosikan nilai-nilai toleransi, empati, dan penghargaan terhadap perbedaan. Beriringan dengan hal tersebut, Global Village AIESEC in Untan juga memfokuskan programnya pada SDGs 8.9 – Promoting Beneficial and Sustainable Tourism: Melalui penampilan budaya, booth UMKM lokal, dan promosi pariwisata berbasis komunitas, Global Village mendukung pertumbuhan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata berkelanjutan di Pontianak. Cultural Mosaic menjadi salah satu langkah konkrit untuk memperkenalkan warisan budaya Kalimantan kepada audiens internasional. Arrini Gloria Situmorang, sebagai ketua panitia Global Village Summer Peak 2025, menyampaikan, “Setelah lima tahun vakum, kami ingin Global Village 2025 ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tapi juga ruang belajar yang impactful. Harapan kami, anak muda Pontianak bisa lebih aware soal isu global, lebih open sama peluang internasional dan tidak hanya fokus terhadap budaya internasional tapi juga tetap menjaga budaya lokal”. Kembalinya Global Village tahun ini bukan sekadar tentang menghadirkan hiburan atau pertunjukan budaya. Lebih dari itu, acara ini menjadi ruang bagi masyarakat Pontianak, untuk merasakan perayaan keberagaman yang menyatukan budaya global dan warisan lokal Kalimantan. Lewat aktivitas ini, para partisipan internasional dan komunitas lokal akan berinteraksi dalam suasana festival budaya yang dinamis, penuh warna, dan edukatif. Secara garis besar rangkaian kegiatan Global Village 2025 akan mencakup parade budaya, booth interaktif dari negara partisipan, pertunjukan seni lokal dan internasional, workshop budaya, hingga permainan interaktif seperti Cultural Mosaic Quest. Gabrielle, partisipan Global Village 2020, turut memberikan kesannya terhadap program ini.“Waktu aku datang dan jadi partisipan itu turning point buat aku. Bisa ngobrol langsung sama orang dari negara-negara yang sebelumnya cuma aku lihat di film. Mulai dari mencoba makanan unik, sampai diskusi soal isu global yang mereka hadapi di negara asal. Rasanya kayak keliling dunia tanpa harus pergi jauh dari Pontianak. Mana cuma satu hari aja and worth it banget,” ujarnya. Kami harap Global Village dapat hadir sebagai ruang jeda, sebuah panggung di mana budaya tidak hanya ditampilkan, tetapi dihidupi. Kami percaya bahwa keberagaman bukan sekadar perbedaan, melainkan undangan untuk saling mengenal. Melalui tarian, bahasa, aroma makanan, dan cerita yang melintasi batas negara, kami menghidupkan semangat SDG 4.7 — membentuk warga dunia yang lebih sadar, toleran, dan berpandangan luas. Namun bukan hanya jiwa yang disentuh, Global Village juga menyentuh ruang ekonomi lokal. Lewat SDGs 8.9, kami menciptakan ruang bagi pelaku UMKM, komunitas kreatif, dan seniman lokal untuk tumbuh bersama dalam satu ekosistem yang penuh warna dan inspirasi. Global Village bukan sekadar Festival. Tetapi diharapkan, Sebagai jembatan menghubungkan Pontianak dengan dunia. (*) Penulis: Efi Fania Febi (Staff of Public & Media Relations)
|
|