CERITA KOTA - Gemuruh tabuhan drum dan nyaring tiupan piston, beradu dengan debar jantung calon mempelai pria. Sepanjang jalan, di atas pikap, permainan musik kami kian meriah. Perkusi, terompet, beradu nada dengan saxophone membentuk irama.
Lagu-lagu daerah hingga cerita perjuangan sudah dimainkan. Si Sumber Rezeki ini juga siap membawa lagu kekinian, salah satunya kesukaan kita bersama; Komang dari Raim Laode.
Selesai riuh musik, selesai pula rangkaian prosesi acara akad hari ini. Rombongan kami bubar, biasanya acara dilanjutkan dengan resepsi lagi. Kami pulang dengan riang dan kenyang.
Bicara soal asal mula, grup musik Tanjidor yang kami namakan Sumber Rezeki ini terbentuk sejak 2018. Dalam formasi inti, ada enam orang dengan latar belakang sama-sama pernah duduk sebagai mahasiswa Fakultas KIP Seni Universitas Tanjungpura, sebagian mengajar seni di kelas sebagai guru dan dosen, sebagian lagi berwirausaha dan menekuni aktivitas sebagai seniman. Kami berenam bermuara semangat yang sama untuk melestarikan musik tradisional, sekaligus menjadikannya sumber rezeki.
Terinspirasi dari nama sebuah bengkel kecil di Jalan Gajah Mada, yang senantiasa ramai sebab murah dan pelayanannya terbaik. Harapan kami sama, dapat tumbuh, banyak disukai juga digandrungi dengan tetap menyajikan penampilan terapik.
Sumber Rezeki kami, telah dan senantiasa siap menjajaki beragam acara. Tidak hanya di pernikahan, tapi juga festival, dan tak kalah seru ketika pembukaan sebuah toko sepeda di sebuah mal. Saat itu, kami diminta membawakan lagu-lagu mandarin.
Dengan masih berpakaian khas Melayu, irama musik kami sanggupi permintaan itu. Salah satunya lagu soundtrack series terkenal ‘Meteor Garden’. Dengan tetap melantunkan lagu-lagu perjuangan dan khas Melayu.
Sama-sama didatangkan untuk memeriahkan beragam perayaan, Tanjidor baik di Jawa dan Kalimantan merupakan oleh-oleh dari Portugis. Asal katanya dari tangedor, artinya musik. Baik kami, yang di Pontianak dan pemusik Tanjidor dari tanah Jawa sana, kami siap meriuhkan suasana dengan irama riang dalam balutan busana tradisional kebanggaan.
Cerita Kota
Kembali
