Jaga Tradisi, Melayu Lestari
19 Oktober 2024 |
287 views |
CERITA KOTA | Ada pelepah lidah buaya yang menjelma mahkota. Kelopak bunga mekar di pucuk singgasana. Ada meriam tengger di pundak panglima. Seperti menjaga tradisi agar Melayu tak ada matinya. Pelataran Masjid Raya Mujahidin sempat berubah warna. Pilar-pilarnya berkilau ketika tanjidor menggema. Orang-orang berbaris mengular menunggu aba-aba. Dan ketika balon-balon itu mengudara, mereka percaya, dengan menjaga tradisi, Melayu lestari. Semangat itu ditunjukkan para kontingen Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) se Kalbar, dan saudara serumpun Malaysia. Tidak hanya lewat simbol-simbol fesyen, namun juga tradisi yang dieksplorasi dan dieksebisikan di Festival Melayu Kalbar XIII, di Rumah Melayu Kalbar, Pontianak, 19-24 Oktober 2024. Tak ketinggalan, Pasar Buku Membaca Pontianak di Gedung Balai Saji. Semua berkumpul bukan sekadar untuk melestarikan budaya, melainkan juga menjaga keharmonisan di bumi Khatulistiwa. "Semoga kedepan festival ini mampu menjadi magnet bagi wisatawan dan menarik minat mereka untuk datang langsung melihat festival ini,” kata Ketua MABM Kalbar Chairil Effendy. 
Pj Gubernur Kalbar Harisson pun berpandangan sama. Festival Melayu Kalbar tahun ini terlaksana atas sinergi dan kolaborasi masyarakat Melayu yang ada di Kalbar. Oleh karenanya, ia berharap seluruh masyarakat Melayu tetap aktif berkontribusi demi kemajuan pembangunan di Kalbar di masa yang akan datang bergandengan tangan dengan etnis-etnis lainnya. “Festival Melayu ini sudah diusulkan ke Kementerian Pariwisata untuk masuk Karisma Event Nusantara sehingga perlu dipersiapkan secara matang,” sebutnya. Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian merasakan, bagaimana festival ini tidak hanya sekadar ajang perlombaan, tetapi juga menjadi sarana silaturahmi. Semua terlibat untuk menggali minat dan bakat dalam bidang seni dan budaya Melayu sehingga dapat menumbuhkan hasil yang positif bagi masyarakat. 
Festival ini selain dapat berfungsi sebagai pengembangan dan pelestarian seni budaya daerah, juga dapat memperkokoh nilai-nilai luhur kehidupan budaya daerah dalam rangka memperkaya kebudayan nasional. “Sebagai upaya mengaktualisasikan, melestarikan dan mengembangkan seni budaya yang ada,” ungkap Ani Sofian. (*) Ikuti terus cerita Pontinesia, dari Pontianak makin tahu Indonesia!
|