Kampanye Asyik Monster Plastik
28 Oktober 2024 |
115 views |
CERITA KOTA | Seekor monster bersisik plastik sepanjang 10 meter menggemparkan area Car Free Day (CFD) Jalan A Yani Pontianak, Minggu (27/10/2024) pagi. Berbagai bungkus kemasan sisa manusia terlihat memenuhi seluruh tubuh monster. Orang-orang berpusing di kelilingnya. "Pontianak banjir karena plastik!" Teriakan itu mengundang mata siapa saja yang mendengar. Mereka jadi awas, sang monster benar-benar ancaman. Monster plastik menjadi simbol ancaman sampah plastik sekali pakai. Mereka yang tergabung dalam Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI), mengaraknya ke seluruh penjuru area bebas berkendara. Tentu harapannya, ke depan Pontianak bebas pula dari bahaya sampah plastik. “Kami mengampanyekan bahaya plastik. Kami khawatir akan masa depan ragam hayati di Kalimantan Barat,” kata Fahmi, Ketua Keep Earth Borneo, salah satu yang tergabung dalam Aksi Muda Jaga Iklim tersebut sebagaimana dikutip dari Kolase. Pawai Monster Plastik diselenggarakan serentak di lima kota di Indonesia yakni Jakarta, Pontianak, Makassar, Sorong, dan Ambon. Agenda ini bertujuan untuk mengumpulkan narasi anak muda terkait kekhawatiran terhadap lingkungan yang tercemar limbah plastik. Apabila merujuk data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), proyeksi timbulan sampah plastik di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Di 2017, misalnya, proyeksi timbulan sampah plastik nasional mencapai 9,2 juta ton. Jumlah itu setara 13,98 persen dari total volume timbulan sampah RI. Timbulan sampah plastik di dalam negeri diproyeksikan terus bertambah selama 2017 hingga 2025 mendatang. Adapun timbulan sampah plastik pada 2025 diproyeksikan mencapai 9,9 juta ton, juga setara 13,98 persen dari total volume timbulan sampah periode tersebut. Jika melihat data komposisi sampah Kalimantan Barat, di tahun 2023, sebesar 23,93 persen dari total sampah adalah sampah plastik. Namun angka itu hanya hasil perhitungan dari delapan kabupaten/kota di Kalbar. Yang mengejutkan, dalam sebuah riset yang dikutip dari Indonesia Baik, UC Davis dan Universitas Hasanuddin menemukan 23 persen sampel ikan di pasar Paotere Makassar, memiliki kandungan plastik di perutnya. Maka tak heran jika AMJI ingin membangun kesadaran masyarakat Kota Pontianak akan bahaya sampah plastik. “Kami menggaungkan bahaya sampah plastik dan mengajak masyarakat menyadari bahwa sampah plastik bukan hal sepele, bahkan sangat berbahaya,” kata Fahmi. Sampah plastik merupakan salah satu jenis sampah yang berbahaya bagi lingkungan karena sulit terurai secara alami dan dapat mencemari tanah dan laut. Mikroplastik yang terbentuk dari sampah plastik dapat merusak ekosistem dan berpotensi masuk ke rantai makanan manusia.
“Pawai Monster Plastik diharapkan mampu menarik perhatian masyarakat luas, menciptakan kesadaran emosional dalam bentuk ketakutakan akan monster plastik,” tutupnya. (*) Ikuti terus cerita Pontinesia, dari Pontianak makin tahu Indonesia!
|