Laris Manis Tangga Insan Wastra
11 September 2023 |
347 views |
Nyore Berkain Eksklusif Corak Insan CERITA KOTA | Kreasi berpakaian semakin banyak dengan kampanye berkain yang terus digaungkan oleh Corak Insan, sebuah gerakan bangga menggunakan kain saat beraktivitas oleh anak muda Pontianak. Kini, sudah tidak jarang lagi kita menemukan muda-mudi dengan percaya diri mengenakan kain nusantara kala melakukan rutinitasnya. Di mall, kampus, sampai coffee shop. Semangat Risky Noviandi dan teman teman berhasil menular. Seperti tampak pada acara Nyore Berkain Eksklusif, di Gaia Bumi Raya City, Sabtu (9/9/2023) kemarin. Hampir seratus anak muda berkumpul mengenakan kain nusantara. Mereka datang dari latar belakang yang berbeda-beda namun disatukan kebanggaan membalut kain khas negeri di tubuh masing-masing. Iky, sapaan hangat Risky, menuturkan, ia dan teman-teman melibatkan brand clothing dari Pontianak, Bandung dan Jakarta saat acara Nyore Berkain Eksklusif. Beberapa brand diantaranya Super Fine asal Bandung dan One Fine Day asal Jakarta. “Kenapa saya ingin brand clothing Pontianak semua yang ikut awalnya, karena kita ingin membantu dan memperkenalkan brand Pontianak di Mall dan mix and match brand ini dengan berkain. Jadi teman-teman yang suka berkain juga bisa pakai brand clothing yang ada di Pontianak, dengan produk hoodie dan kaos untuk atasannya,” katanya, usai acara. Disc Jockey Garwill mengiringi runway fashionista Corak Insan. Penikmat Gaia Bumi Raya City menghentikan langkahnya, menyelaraskan detak jantungnya dengan bunyi musik. Gemerlap malam meliputi obrolan renyah sampai daging-daging kreativitas.
Rangkaian acara meramu cerita. Ramuannya pun beragam. Kata Iky, ada runway bebas, talkshow, tutorial berkain, foto bersama dan penampilan spesial flashmob oleh seniman tari Muhammad Fahrul. "Antusias orang-orang di mall juga tertarik ingin berkain sampai kita pinjamkan untuk pakai kain kami, tapi ya itu, kain kami terbatas jadi tidak semuanya bisa kami pinjamkan," kisahnya. Kain nusantara terbentang di panggung D Colony. Iky jadi ingat awal mula lahirnya Corak Insan. Waktu itu ia hanya seorang diri, menembus kebiasaan muda-mudi di sini. Dirasanya pandangan orang-orang menatapnya aneh. Tak luput dari keresahan, ia juga menerima ejekan. Berbeda dengan di Bandung dan Jakarta, ketika pertama kali mengenakan kain, dirinya mendapat apresiasi. Kisah ini justeru menambah dorongan Iky. Semangatnya satu: bangga berkain, bangga produk lokal. Satu bentuk cinta tanah air yang kian jarang ditemukan akhir-akhir ini dari anak muda. Ide berkain ia terima saat berkarya di Bandung dan Jakarta. Terinspirasi dari akun instagram Remaja Nusantara, Komunitas Berkain di jakarta, 3 tahun yang lalu. Kala itu, Iky mencoba memberanikan diri mengenakan kain pada kesehariannya. “Saya ke Bandung dan Jakarta, stay di sana selama satu tahun. Ketika saya berkain di sana, malah diapresiasi dan diajak untuk bikin komunitas berkain, diminta untuk bikin acara berkain tapi saya belum siap. Kenapa belum siap, karena saya baru di Bandung saat itu, baru tiga bulan. Dan setelah itu saya balik Pontianak, pakai kain lagi, pandangan orang-orang ketika saya pakai kain, nongkrong ke coffee shop, ternyata masih aneh,” sambungnya. Sepulangnya dari perantauan, ia mulai merajut impiannya. Beruntung, Iky bertemu Putra Tarigas dan Ilham, kedua orang yang juga ikut merintis Corak Insan dan aktif hingga kini. Cita-cita ketiganya masih tegas, masih seperti awal munculnya. Yaitu melestarikan budaya negeri, khususnya Kalimantan Barat. Sejak Nyore Berkain dan Rentak Bercorak beberapa waktu lalu, berbagai acara komunitas di Pontianak maupun Kalbar diikuti mereka. Tak jarang menjadi narasumber. Kedepan, saat semuanya sudah siap, Iky dan 14 anggota komunitas Corak Insan akan melebarkan sayap. Pontianak menjadi titik awal. Selanjutnya semangat itu akan disebar ke 14 kabupaten/kota yang ada di Kalbar. “Kalau memang semuanya berjalan lancar, ada keinginan kami untuk mengunjungi setiap daerah di Kalbar seperti Ketapang, Sambas, Sintang, karena daerah itu sering masuk di pesan masuk instagram (DM), kami diminta untuk bikin acara berkain di sana,” tutupnya.
|