Cerita Kota

Lebaran Sastra, Panggung Silaturahmi Literasi

21 Mei 2023

262 views

Kontributor :
M. Arief Novrianto
@m.arief.n
Kontributor :
M. Arief Novrianto
@m.arief.n

CERITA KOTA - Semua mata terpana dengan cerita pendek yang telah ditulis seribu hari sebelumnya. Tidak ada yang beranjak pergi. Mereka menikmati permainan ekspresi kata di panggung sederhana, di ruang tengah Rumah Budaya Kampung Bangka, Pontianak, Sabtu (20/5/2023) sore.

Para pegiat dan penikmat sastra dari berbagai penjuru kota, berkumpul untuk bersilaturahmi dalam suasana fitri. Bagi kebanyakan masyarakat yang tinggal di Kalimantan Barat, lebaran bukanlah momen sehari atau dua hari saja. Selama bulan Syawal maka lebaran masih berlangsung.

"Sejak dahulu saat lebaran, saya sering berkunjung ke rumah-rumah senior, orang-orang tua sastra, seni dan literasi di Pontianak. Ada semacam kerinduan saat berlebaran seperti itu. Mengobrol di beranda rumah mereka, sambil makan kue, kopi atau air kaleng," cerita penggagas acara bertajuk Lebaran Sastra, Silaturahmi Literasi tersebut, Ahmad Sofian.

Agenda ini bertepatan dengan pameran foto Berekpresi Exhibition 2023 oleh LPM Mimbar Untan. Saat pertama masuk ke dalam rumah, sudah terasa nuansa otentik cerita masa lalu.  Banyak sekali foto dari tahun 90-an yang menggantung bebas. Seperti tabir masa lalu yang siap dibuka bagi siapa saja yang ingin larut dalam minuman nostalgia.

Ada juga foto yang disayembarakan, sehingga setiap tamu yang datang dapat berpartisipasi memberikan kontribusi terhadapa foto yang didukung. Semakin masuk ke dalam, akan terlihat jamuan literasi untuk disantap. Berbagai jenis buku sudah tersedia prasmanan, menunggu siapapun untuk melahap.

Ahmad memandang, kini kegiatan literasi semakin marak, namun kehilangan esensi kebersamaan. Masing-masing kadang berjalan dengan kelompoknya saja. Tidak seperti 10-20 tahun yang lalu. Semua saling dukung dengan partisipasi langsung.

"Dengan adanya acara seperti ini semoga dapat mengikis hal tersebut," katanya.

Di atas panggung, sajian awal dibuka dengan sebuah cerita pendek dari antologi yang berjudul "Kain Tilam," dan dibawakan oleh Pradono, salah satu penyair Kalbar. Kepiawaiannya dalam bercerita, membuat siapa saja bisa masuk ke dalam set cerita tersebut. Yang muda pun tak mau kalah, Dea Ratusabila dan Kartia-dua siswi SMA 10 Pontianak-langsung mengambil perhatian dengan suara lantangnya membawakan puisi.

Selain mereka, ada Umi Hayete, Sri Rita Astuti, Agusnia Verani, Anna Mardhiya, Vivi Alhinduan, Dewi Kapitasari, Varly Pay Sandi, Ibnu Mimbar Untan, Reni Wijayani dan Sri Wartati yang maju ke panggung. Mereka membacakan cerpen, puisi, juga esai. Suasana yang nyaman, bikin semua tidak menyadari kalau matahari sudah kembali keperaduan. Menyisakan jingga di atas coklatnya sungai Kapuas.

Kebersamaan itu diakhiri dengan foto dan makan bersama. Maka lengkaplah sudah, dimana tidak hanya logika saja yang diberi makan, tetapi juga kampung tengah.

"Semoga dapat menjadi identitas bagi semangat berkegiatan sastra, seni budaya dan literasi bagi kita yang ada di Kalimantan Barat," harap Ahmad Sofian.




Top