SBRC IPB University bersama BPDPKS Petakan Potensi dan Peluang Produk Hilirisasi Minyak Sawit
CERITA KOTA | Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi Institut Pertanian Bogor (SBRC IPB University) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memetakan potensi dan pasar produk turunan sawit di Kalimantan Barat. Pemetaan itu dilakukan lewat lokakarya Hilirisasi Minyak Sawit menjadi Produk Oleopangan, Oleokimia dan Biofuel: Peluang dan Tantangan, di Hotel Ibis Pontianak, Selasa (11/6/2024). Lokakarya ini bertujuan untuk mendapatkan informasi produk oleopangan, oleokimia dan biofuel sawit yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Termasuk mendapatkan gambaran market demand dan prospeknya di pasar domestik dan dunia. Mereka juga ingin mendapatkan informasi peluang dan tantangan pengembangan industri oleopangan, oleokimia dan biofuel sawit di Indonesia. 
"Kami juga memberikan edukasi dan pengetahuan pada masyarakat akan pentingnya hilirisasi sawit dan memberikan demonstrasi pengolahan produk hilir sawit yang mudah untuk diproduksi ulang oleh masyarakat," ujar peneliti SBRC IPB University, Mira Rifai. Saat ini, pemerintah mendorong hilirisasi dan peningkatan daya saing komoditas kelapa sawit. Hilirisasi industri oleopangan, oleokimia dan bioenergi berbasis sawit menjadi upaya strategis yang dipakai. Berdasarkan data Ditjenbun (2022), luas areal kelapa sawit pada tahun 2022 mencapai 15,38 juta Ha dengan total produksi CPO (Crude Palm Oil) Indonesia mencapai 48,24 juta ton dan produksi PKO (Palm Kernel Oil) sebesar 9,65 juta ton. Kemenperin (2022) menyebutkan bahwa industri kelapa sawit berkontribusi sebesar 3,5 persen terhadap PDB nasional. Hingga saat ini, industri kelapa sawit dari sektor hulu sampai hilir mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 5,2 juta orang dan menghidupi lebih dari 21 juta jiwa. "Hilirisasi minyak sawit dalam negeri dilakukan dengan mengolah CPO dan PKO menjadi produk-produk bernilai tambah lebih tinggi baik untuk tujuan ekspor maupun untuk substitusi produk impor," tambahnya. Secara umum, hilirisasi CPO dan PKO yang dapat dilakukan di Indonesia dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu Oleofood, Oleochemical dan Biofuel. Hilirisasi oleofood meliputi berbagai macam produk pangan seperti margarin, shortening, non-diary creamer, frying fat, cocoa butter substitute, food emulsifier, dan lainnya. Hilirisasi oleochemical yaitu industri-industri yang mengolah produk industri refinery menjadi produk antara oleokimia/oleokimia dasar hingga produk jadi seperti surfaktan, sabun, deterjen, shampo, biolubricant dan biomaterial dan bioplastik. Sementara hilirisasi minyak sawit menjadi biofuel diantaranya biodiesel, bioavtur, bensin sawit, green gasoline, green diesel. 
Guru Besar Kimia Agroindustri Universitas Tanjungpura, Prof. Dr. H. Thamrin Usman, DEA didaulat menjadi salah satu narasumber dalam lokakarya ini. Dalam materinya, beliau membahas tentang Strategi Pengembangan Biodiesel Sawit di Indonesia: Teknologi Proses dan Politik Komoditas. Selanjutnya, jajaran Peneliti dari IPB University, Kementerian Perdagangan, serta Kementerian Perindustrian turut menyampaikan materi lokakarya yang menjadi pemantik diskusi bersama peserta. Kegiatan ini merupakan kegiatan tahun kedua. Di tahun 2023, SBRC IPB University dengan dukungan BPDPKS dan APOLIN telah sukses menyelenggarakan lokakarya serupa di Bogor, Medan dan Balikpapan. Kegiatan tahun kedua akan dilaksanakan di Pontianak, Samarinda, Palembang, Jambi dan Padang. Untuk agenda di Pontianak, mereka berkolaborasi dengan Universitas Tanjungpura sebagai mitra pelaksana. (*)
|