Penutupan Program GRASS: Kapuas Hulu Mantapkan Langkah Kabupaten Konservasi
27 November 2025 |
129 views |
CERITA KOTA | Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu bersama GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit), atau Perusahaan Jerman untuk Kerja Sama Internasional menegaskan komitmen memperkuat pembangunan hijau melalui kegiatan penutupan Program GRASS. Momentum ini bukan sekadar akhir sebuah proyek, tetapi pintu masuk menuju babak baru yang lebih besar, yaitu pendalaman pembangunan hijau melalui dukungan Green Climate Fund (GCF). Langkah ini meneguhkan posisi Kapuas Hulu sebagai Kabupaten Konservasi, yang pada tahun 2018 telah ditetapkan UNESCO sebagai bagian dari Cagar Biosfer Betung Kerihun–Danau Sentarum. Kegiatan ini dihadiri 151 peserta yang meliputi Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, perwakilan Kedutaan Besar Jerman dan GIZ, Bappeda Provinsi Kalbar, jajaran OPD Kapuas Hulu, mitra pembangunan, sektor swasta, BUMDes, hingga kelompok tani. Kehadiran beragam pemangku kepentingan ini menunjukkan kuatnya kolaborasi dalam membangun masa depan Kapuas Hulu yang lestari. Dalam sambutannya, Pj Sekretaris Daerah Kapuas Hulu, Agustinus Stormandi menekankan bahwa keberhasilan menjaga lingkungan tidak dapat dicapai sendirian. Ia menyampaikan bahwa menjaga alam adalah tanggung jawab bersama. Semua demi masa depan Kapuas Hulu yang hijau, tangguh, dan sejahtera. Pernyataan tersebut mempertegas posisi pemerintah daerah sebagai pusat komitmen konservasi sekaligus penggerak ekonomi berkelanjutan. Cluster Coordinator Resilient Nature GIZ, Florian Moder melalui tayangan video mengingatkan bahwa penutupan GRASS bukanlah akhir dari dukungan. Ia menjelaskan bahwa selesainya GRASS justru menjadi awal dari babak baru melalui program GCF yang akan memperkuat ekonomi masyarakat dan konservasi alam. Ia berharap para petani dapat semakin mandiri mengembangkan praktik pertanian cerdas iklim yang telah dipelajari selama pendampingan berlangsung. Dari Kementerian Pertanian RI, Dian Purnomo menyampaikan bahwa kontribusi GRASS terlihat nyata dalam penguatan kelembagaan petani dan akses pasar. Menurutnya, GRASS berhasil memperkuat pendampingan petani, memfasilitasi sertifikasi RSPO, dan membangun landasan penting bagi transformasi pertanian berkelanjutan yang akan didorong lebih jauh dalam program GCF. Perwakilan Bappeda Provinsi Kalimantan Barat, D Ferriansyah menegaskan pentingnya pembelajaran dari GRASS bagi perencanaan pembangunan daerah. Menurutnya, praktik-praktik baik yang telah teruji di Kapuas Hulu menjadi pengetahuan strategis dalam merancang ekonomi hijau yang berpijak pada kearifan lokal dan adaptif terhadap perubahan iklim. Kegiatan penutupan diramaikan dengan penyerahan simbolis berupa alat pertanian dari GRASS kepada Pemerintah Daerah untuk mendukung petani swadaya, penyerahan plakat apresiasi dari GIZ, serta penyerahan bee kee box kepada PDD POLNEP sebagai dukungan inovasi pembelajaran di desa-desa sulit listrik dan jaringan. Acara juga dirangkai dengan pameran produk lokal hasil pendampingan GRASS, seperti kakao, madu hutan atau kelulut, serta berbagai olahan pangan lokal yang menunjukkan keberhasilan praktik pertanian berkelanjutan yang telah diterapkan oleh para petani. Pada sesi diskusi panel, GRASS bersama IDEP Foundation, ICRAF, agen penyuluh lokal, dan petani swadaya membagikan pengalaman mengenai berbagai inovasi yang memperkuat ketahanan pangan Kapuas Hulu. Topik yang dibahas mencakup pertanian cerdas iklim dan agroforestry, permakultur dan pemanfaatan pekarangan, pemasaran digital produk lokal, serta upaya regenerasi petani melalui agen penyuluh lokal. Selama berjalannya program, GRASS telah mendampingi 1.297 petani di 30 desa dan 5 kecamatan, dengan capaian berupa diversifikasi komoditas sesuai kondisi lahan, peningkatan ketahanan pangan rumah tangga, penguatan kelembagaan dan akses pasar, serta penyebaran pengetahuan melalui 24 agen penyuluh lokal. 
Dalam kesempatan tersebut, Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu akan melanjutkan praktik-praktik baik yang telah diinisiasi GRASS melalui program lanjutan, termasuk dukungan dari GCF. Penutupan Program GRASS ini menjadi momentum penting bagi Kapuas Hulu untuk mempertegas identitasnya sebagai kabupaten konservasi yang tidak hanya menjaga alam, tetapi juga memastikan kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi hijau yang berkelanjutan. (*) Ikuti terus cerita Pontinesia, dari Pontianak makin tahu Indonesia!
|