Cerita Kota

Pameran Wajah Kartini: Melepas Seremoni, Mendalami Persepsi

22 Maret 2024

123 views

Kontributor :
Local Creators
@localcreators.id
Kontributor :
Local Creators
@localcreators.id

Bagaimana perempuan melihat dirinya sendiri, bagaimana ia memandang dunia dan bagaimana zaman memperlakukannya, menjadi garis besar 21 karya dalam Pameran “Wajah Kartini” yang berlangsung di PORT 99, Jalan Komyos Sudarso, Pontianak, Kalimantan Barat, tanggal 21 hingga 26 April 2024.

Wajah Kartini diselenggarakan Gantari Nawasena Society dan dikuratori Hera Yulita.

Sebanyak 15 seniman perempuan yang berasal dari Pontianak, Singkawang, Sintang, Ketapang dan Kapuas Hulu serta satu karya kolektif dari LAPAS Perempuan Pontianak ambil bagian dalam pameran bersama tersebut. 

Pameran ini merupakan ruang respon, serta sikap nalar para perempuan. Bagaimana mereka terus mampu menghadirkan gagasan dari hasil pencarian dan perenungan mendasar. Melihat hal-hal yang berhubungan dengan perempuan dan dunianya. Memaknai sosok Kartini dan pandangannya, serta bagaimana saling coba mengenal antarsesama, entah sebagai manusia, pun sebagai perempuan tentu saja.

Gagasan kuratorial Pameran Wajah Kartini adalah soal perempuan dengan segala persepsi dan peran yang melekat padanya. Gagasan ini tentu saja berkaitan dengan hal-hal yang terjadi, dan dihadapi oleh perempuan pada masa kini.

“Layaknya wajah. Ini adalah tentang bagaimana perempuan memandang dirinya sendiri dan orang lain. Tak selalu baik, tentu ada kekurangannya. Tak melulu buruk, pasti ada kebaikan padanya,” tulis rilis yang diterima Pontinesia.

Dalam perspektif yang lebih luas, Hari Kartini, sejatinya tidak terbatas hanya sebagai acara peringatan semata, dan sekadar seremonial belaka. Hari Kartini dengan wajahnya, tidak hanya tentang perempuan yang memakai sanggul dan kebaya. Tetapi ada segi-segi kebiasaan hidup yang terbangun secara politik, ekonomi, sosial dan budaya.

“Ini adalah tentang bagaimana kita memandang dan merespon perubahan-perubahan yang terjadi dan dihadapi oleh sosok-sosok Kartini masa kini, dengan berbagai kenyataan hidup yang mereka hadapi.”

Dua puluh satu karya yang dipamerkan terdiri dari lukisan, sulaman, mixed media dan instalasi. Selain menghadirkan karya seniman-seniman tunggal, pameran ini juga menghadirkan karya kolektif dari perempuan lapas, yang menamai diri mereka dengan KAMI, dalam karya yang berjudul “Ruang Ingatan KAMI”. Isinya pengalaman dan perjalanan para perempuan dari dalam lapas melalui surat. Untaian kata yang bernapas cita-cita, keinginan, impian, dan rencana masa depan. Sepaket dengan tantangan, ujian, dan dinamikanya.

“KAMI adalah wajah kita semua. Bahwa tak ada satupun dari kita yang bisa menebak, seperti apa rupa ujung jalan di belokan sana. Meskipun dari potongan-potongan surat yang dituliskan. Kemudian kita coba analisa dengan segala data yang ada. Kita bisa berkesimpulan bahwa betapa pendidikan layak serta akses lapangan kerja yang lebih merata, sepertinya menjadi salah satu kunci pembuka untuk kualitas kehidupan perempuan yang lebih baik.”

Pameran ini diisi dengan beberapa rangkaian kegiatan. Seperti kelas workshop gelang persahabatan dan punch needle. Art Market, yang menjual berbagai produk, berupa lukisan, tas rajutan, pouch, gelang, cincin dan berbagai aksesories dari hasil karya para perempuan dari LAPAS Perempuan Pontianak dan para seniman yang terlibat dalam pameran Wajah Kartini.  (*)

Ikuti terus cerita Pontinesia, dari Pontianak makin tahu Indonesia!

Foto: Ilham Pratama




Top