'Kongsi-kongsi Montrado' di Destinasi Pecinan Pontianak
23 September 2023 |
320 views |
CERITA KOTA | Sejumlah pegiat di Kota Pontianak berkongsi membedah buku 'Kongsi-kongsi Montrado' karya SC. Schaank yang dialih bahasakan oleh Pastor Yeri, OFMCap di destinasi pecinan Gang Gajahmada 9, Jalan Gajahmada, Jumat (22/9/2023) malam. Montrado pernah menjadi salah satu pusat pertambahan emas besar di Kalimantan Barat. Salah satu magnet awal kedatangan orang-orang Tionghoa abad ke 18. "Kami membahas apa yang ada di dalam buku dan mencoba menafsirkan semangat zaman itu dalam relasi semangat kita di hari ini untuk membangun semangat di masa depan," kata salah satu pegiat literasi Kalbar Ahmad Sofyan. Sebagaimana semangat para penambang emas berkongsi, mereka pun menjadikan perkumpulan itu wadah belajar dan berkembang. Buku sebagai salah satu sumber sejarah, memungkinkan setiap generasi dapat membaca dan mengetahui suatu awal mula. Lewat bedah buku, mereka mengenalkan karya literasi Kalbar dan memberi iklim yang berbeda dalam diskusi buku yang melibatkan banyak kalangan dari kelompok usia. Total, acara ini dihadiri lebih dari 80 orang dari berbagai kalangan, mulai dari penulis, dosen, mahasiswa, pekerja seni, pekerja ekonomi kreatif, pengusaha hingga komunitas-komunitas di Pontianak. Diskusi dipantik oleh pendiri platform Pontianak Sejarah Khamsyahurrahman, Ketua Umum Pengprov FOBI Kalbar Sugioto, dan penggerak destinasi pecinan Pontianak Harvin Yulianto. Pembukaan acara dimeriahkan dengan pembacaan puisi oleh sastrawan Kalimantan Barat, Pradono dan Dasta Hariansyah. Selain bedah buku, acara ini juga menjadi ajang silaturrahmi sekaligus wadah diskusi yang dinamis. Berbagai pemaparan dari pembedah buku memberikan wawasan baru terkait sejarah Kalimantan Barat. "Kegiatan ini diharap dapat memotivasi generasi muda untuk lebih mengenal dan memahami sejarah Kalimantan Barat. Memperkokoh jembatan dialog dan interaksi antargenerasi. Serta yang tak kalah penting untuk mengenalkan buku-buku, karya-karya literasi yang ada di Kalimantan Barat," kata Ahmad. Kongsi bedah buku ini merupakan kolaborasi dari beragam komunitas. Ada Literer Khatulistiwa, Destinasi Pecinan Pontianak, Buletin Riwajat, LPM Mimbar Untan, SAKA, Siberdaya, Pontianak Sejarah, Komunitas Galang Jemari, Kemah Sastra, BW Media dan Aming Coffee. Mereka semua berurung rembug mencukupi segala kebutuhan acara. (*)
|