Alamat :Jl. Gajah Mada No. 153, Pontianak
Benteng Kenyang Bubur Mentereng Bermewah-mewah topping mewarnai semangkuk Bubur Mentereng. Kacang kedelai, suwiran ayam, emping dan kerupuk seperti berebut puncak. Menuju kenikmatan tak terbatas dan melampauinya. Kemewahan itu bahkan menutup putih bubur kaya rempah. Menyembunyikan kenyang yang menunggu di sendok terakhir. Banyak lidah ingin mengulang, namun lambung keburu angkat tangan. Sarapan megah itu tersaji di pelataran La Grama, Jalan Gajahmada. Sang pencipta, Disky Lorent menamainya Bubur Ayam Mentereng. "Kami harap bubur ini di mata orang bisa megah, mewah tapi dengan harga yang terjangkau," kata pria berumur 25 tahun itu. Terjangkau yang dimaksud, berkisar antara tujuh hingga 27 ribu rupiah. Selain ber-topping megah, bubur ini bisa dinikmati dengan aneka sate-satean, seperti sate telur puyuh, usus, kulit, dan hati ayam. Bubur Ayam Mentereng meramaikan jagat kuliner Khatulistiwa sejak Oktober 2022. Idenya soal bubur megah, ternyata tak hanya menang soal pemikiran, namun juga diterima pasar. "Soalnya banyak juga langganan yang datang. Jadi mereka sudah datang sekali, datang lagi dan lagi. Dan ada juga langganan yang datang dari pertama kali buka sampai sekarang masih datang. Jadi itu yang buat kita senang," Disky menjelaskan dengan semangat. Akan tetapi menurutnya semangat saja tak cukup untuk bisnis. Promosi jadi tombak ketika pertama mengudara. Bubur Ayam Mentereng mengundang influencer untuk mendekatkan diri dengan target market. Selain marketingnya yang cukup kencang di media sosial, Disky juga menekankan kepada higienitas dari bubur yang dibuat. Ia sangat teliti dan menjaga hal tersebut. “Jadi jangan sampai di depan kami bersih dan di dalam kami kotor. Jadi dari pembuatan sampai penjualan itu semuanya steril.” Ketekunan itu melahirkan penikmat garis keras. Mereka tak tersekat usia. Ada yang anak-anak, ada pula pelanggan yang berumur 80 tahun. Lidah mereka punya standar lezat serupa, yang menurut sebagian orang juga trophy kemenangan bagi tim bubur tidak diaduk. Sebuah ungkapan yang bukan tanpa alasan. Jika bubur ini diaduk, banyak topping akan gugur berjatuhan. Atau kamu bisa membentuk sekte baru; tim bubur topping dipisah. Apa pun aliranmu menikmati bubur, ke depan jangan heran bila tak lagi menemukan jenama Bubur Ayam Mentereng. Bukan karena diborong saat subuh menjelang, atau sengaja dihilangkan. Mereknya hanya berganti jadi Seniman Bubur Ayam. Mengukuhkan diri karya goyang lidah ini satu grup dengan Seniman Mie Kari. Nama boleh beda, namun rasanya dipastikan sama!
|