Cerita Kota

KeGia Art: Merangkai Estetika dengan Etnik dan Tradisi Lokal

28 November 2024

209 views

Kontributor :
Local Creators
@localcreators.id
Kontributor :
Local Creators
@localcreators.id

CERITA KOTA | Semua bermula dari kesenangan, begitulah bagaimana KeGia Art kemudian lahir. Dari kecintaan akan aksesori yang unik, Maya mulai memadukan batu alam dan payet. 

Awalnya, karya-karya ini hanya untuk pemakaian pribadi, kemudian coba dijual ke ibu-ibu di lingkungan sekolah anak, ternyata antusiasnya tak terduga. Pelan-pelan terus berkembang, KeGia Art menjadi bukti bahwa sebuah hobi dapat berbuah karya seni bernilai tinggi.

Sekitar tahun 2015, perjalanan KeGia Art masuk jenjang yang lebih serius. Mengusung ciri khas batu alam, kreativitas terus diasah hingga menghasilkan aksesori dengan etnik tapi tetap fashionable

Tidak hanya batu alam, KeGia Art juga memanfaatkan kain tenun Corak Insang khas Pontianak, songket Sambas, hingga kulit kayu kapuak. Setiap desain memancarkan identitas lokal yang melebur dengan inovasi modern, menjadikan KeGia Art sebagai lambang seni kerajinan tangan khas Kalimantan Barat.

Proses pembuatannya pun menuntut ketelitian tinggi. Teknik Cabochon Bead Embroidery menjadi salah satu langkah pengerjaan aksesoris batu alam. Di mana batu-batu dengan bagian bawah datar disulam dengan payet dan kristal satu per satu. 

Batu-batu seperti pirus biru, mutiara air tawar, hingga tiger eye dipilih dengan cermat. Selain itu, produk seperti clutch dan dompet dikerjakan dengan memadukan tenun ikat Dayak Sintang atau songket khas Sambas, menciptakan perpaduan yang manis antara tradisi dan inovasi.

Keunikan KeGia Art tidak hanya pada desainnya, tetapi juga dalam dedikasi pada pemasaran yang meluas. Produk ini hadir di berbagai lokasi strategis, seperti UMKM Center Pontianak hingga bandara Supadio. 

Secara daring atau online, pelanggan dapat menemukan karya KeGia Art melalui Instagram, Shopee, dan Tokopedia. Usaha ini juga aktif mengikuti berbagai pameran, mulai dari Trade Expo Indonesia hingga Frankfurt Festival di Jerman, membawa warisan lokal ke panggung internasional.

Perjalanan KeGia Art hingga kini bukan sekadar usaha, melainkan kisah bisnis penuh makna dan estetika. Dengan prinsip “hobi yang menghasilkan,” produk KeGia Art menghubungkan seni, tradisi, dan pasar modern. 

Setiap kalung, gelang, hingga tas yang dihasilkan membawa cerita tentang ketekunan, kreativitas, dan cinta pada budaya lokal, menjadikannya lebih dari sebuah aksesori, tapi rangkaian buatan tangan yang indah saat dikenakan. (*)

Ikuti terus cerita Pontinesia, dari Pontianak makin tahu Indonesia!

 




Top