Cerita Kota

Merayakan Budaya lewat Layar Tancap Keliling Pulau Kecil Kalbar

21 Agustus 2024

111 views

Kontributor :
Mia Islamidewi
@miaislmdw
Kontributor :
Mia Islamidewi
@miaislmdw

CERITA KOTA | Pada 9 dan 10 Agustus 2024 lalu, Siberdaya sukses menggelar acara "Bawa Layar Tancap", sebuah inisiatif pemutaran film yang diadakan di Pulau Lemukutan dan Pulau Kabung, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Acara ini merupakan bagian dari program Dana Indonesiana yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Fasilitasi Bidang Kebudayaan. 

Dalam kategori Sinema Mikro, Siberdaya berhasil mendapatkan dukungan dana hibah untuk membawa karya-karya sinema ke masyarakat di pulau-pulau terpencil.

“Bawa Layar Tancap” merupakan tajuk yang tidak hanya menjelaskan tujuan utama acara ini, tetapi juga menegaskan misi untuk menghadirkan sinema sebagai medium yang merangkul semua lapisan masyarakat, bahkan yang berada di pulau-pulau terpencil. Acara ini menyusuri enam pulau di Kalimantan Barat, yakni Pulau Lemukutan, Pulau Kabung, Pulau Temajuk, Pulau Tayan, Batu Ampar, dan Pulau Karimata. 

Pemutaran perdana dilakukan di Pulau Lemukutan pada tanggal 9 Agustus 2024 dan dilanjutkan ke Pulau Kabung sehari setelahnya. Siberdaya berhasil menginisiasi sebuah gerakan budaya yang menyatukan seni, masyarakat, dan alam.

Di Pulau Lemukutan, penonton disuguhi tiga film pilihan: “Sungkung", “Dongeng Rempah dari Bumi Sebalo", dan “Betangas". Masing-masing film dipilih dengan tujuan untuk mengenalkan budaya lokal dan cerita yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat di Kalimantan Barat. 

Sedangkan di Pulau Kabung, film yang diputar adalah “Pukulan Tar Mengkacak", “Dari Bengkayang untuk Indonesia", dan “Salah Paham". Film-film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan edukasi tentang kearifan lokal dan isu-isu sosial yang relevan.

Selain pemutaran film, acara "Bawa Layar Tancap" juga diisi dengan sesi diskusi bertajuk “Kopdar Anak Pulau". Diskusi ini bertujuan untuk membuka ruang dialog antara masyarakat dan para pegiat film mengenai gerakan sinema di Kalimantan Barat serta pentingnya program Dana Indonesiana. 

Di Pulau Lemukutan, diskusi ini diisi oleh Tito, seorang pegiat perfilman Kalbar, dan Hatta Budi Kurniawan, Ketua Siberdaya. Sementara di Pulau Kabung, Gusti Enda dari Susur Galur bergabung bersama Hatta untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada masyarakat.

Diskusi ini menjadi bagian penting dari acara, karena melalui pertukaran ide dan wawasan, masyarakat di pulau-pulau ini dapat memahami lebih dalam tentang peran sinema dalam memajukan kebudayaan. Selain itu, mereka juga diajak untuk melihat peluang yang ditawarkan oleh Dana Indonesiana, bagaimana program ini dapat diakses oleh siapa saja yang memiliki keinginan untuk berkarya dan berkontribusi dalam dunia kebudayaan.

"Bawa Layar Tancap" merupakan bukti nyata bahwa sinema dapat menjadi jembatan yang menghubungkan seni dengan masyarakat di berbagai lapisan, termasuk mereka yang tinggal di pulau-pulau terpencil. Dengan dukungan dari Dana Indonesiana, Siberdaya mampu menghadirkan sebuah pengalaman yang berbeda, di mana keindahan alam dan seni sinema bertemu dalam sebuah harmoni yang menyentuh hati.

Melalui pemutaran film dan diskusi yang diadakan, Siberdaya tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya budaya dan sinema sebagai alat untuk memajukan masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung dalam acara ini, Siberdaya berharap dapat menciptakan dampak jangka panjang yang mendorong partisipasi aktif dalam ekosistem kebudayaan yang berkelanjutan.

"Bawa Layar Tancap" telah membuktikan bahwa dengan semangat dan dukungan yang tepat, sinema dapat menjadi alat yang kuat untuk memperkuat identitas budaya dan memperluas akses masyarakat terhadap seni dan pengetahuan. Acara ini tidak hanya menjadi momen penting bagi masyarakat di Pulau Lemukutan dan Pulau Kabung, tetapi juga sebagai inspirasi bagi Kawan Pontinesia untuk terus merayakan budaya dalam segala bentuknya.(*)

Ikuti terus cerita Pontinesia, dari Pontianak makin tahu Indonesia!




Top