Warga Kelurahan Bansir Laut Gelar Budaya Makan Saprahan Sepanjang 100 Meter
12 Oktober 2016
Foto: @galihx
Sepanjang 100 meter lebih sajian makanan membentang di Gang Ramadhan Kelurahan Bansir Laut Kecamatan Pontianak Tenggara, Sabtu (8/10/2016). Di sisi kiri dan kanan, para tamu duduk lesehan untuk menikmati makan saprahan. Saprahan yang digelar warga Bansir Laut ini merupakan rangkaian launching inovasi kelurahan itu sebagai Kampung Budaya dengan tagline 'Mari Melihat Kampong Bansir dengan Budaya Lokalnya (Mampir Yok)'. Saprahan dalam adat istiadat melayu berasal dari kata "saprah" yang artinya berhampar, yakni budaya makan bersama dengan cara duduk lesehan atau bersila di atas lantai dengan bentangan memanjang.
Wali Kota Pontianak, Sutarmidji menyambut baik atas inisiatif warga yang menggelar saprahan sebagai bentuk pelestarian budaya Kota Pontianak. Ia meminta tradisi ini terus dipertahankan dan lebih dikenalkan ke semua kalangan, tak terkecuali generasi muda. Salah satu upaya yang sudah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak untuk mengenalkan budaya saprahan di kalangan muda adalah menggelar lomba saprahan tingkat pelajar SMA sederajat. Tahun depan saprahan juga mulai dilakukan tingkat pelajar SMP. Golongan tua juga hendaknya melestarikan kebiasaan makan saprahan ini.
Foto: @galihx
Menurutnya, saprahan juga identik dengan Muharram yakni bulan Syafar, dengan tradisi robok-robok. Meski serupa, namun saprahan lebih tertata dan ada tata tertibnya. Saprahan, jelas Sutarmidji, memiliki filosofi sangat dalam dan terkandung nilai-nilai kebaikan, terutama untuk kebersamaan, adab di mana harus ada pemimpin dalam acara makan bersama itu. Bagaimana seorang kepala saprah tidak boleh berhenti sebelum anggota saprahan berhenti. Itu menunjukkan bahwa pemimpin itu harus mengayomi.
Bila makan bersama dalam saprahan ini terus dipertahankan dan ditumbuhkembangkan, dirinya yakin karakter masyarakat Kota Pontianak akan lembut dan lebih toleran. Sutarmidji mengungkapkan, saprahan ini akan dibukukan oleh Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) yang ditulis oleh Safaruddin. Dalam buku itu, akan mengulas berbagai model saprahan sesuai asal muasal daerahnya. Saprahan Pontianak, Sambas, Sintang, Ngabang dan sebagainya diulas secara detil dalam buku tersebut.
"Semua saprahan antara daerah satu dengan lainnya berbeda-beda. Ini nanti dibukukan supaya orang mengetahui model saprahan sesuai asal daerahnya. Misalnya, model saprahan Sambas dengan Pontianak beda. Kalau di Sambas itu ditempatkan dalam satu wadah untuk empat orang, tetapi kalau di Pontianak model memanjang," paparnya.
Foto: @zahrulbasimah
Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menambahkan, Pemkot sangat mengapresiasi setiap kegiatan masyarakat untuk melestarikan budaya yang ada di wilayahnya masing-masing. Ia berharap, warga Kampung Bansir tetap mempertahankan masakan khasnya, baik itu untuk sajian makanan saprahan maupun kue-kue tradisional.
Dengan demikian, bisa menambah nilai khasanah budaya yang menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang ke Kampung Bansir menikmati sensasi makan saprahan. "Ini harus dijadikan suatu kebudayaan yang harus dipertahankan dan dilestarikan. Selain itu juga sebagai bagian dari penataan wajah Kota Pontianak terutama waterfront. Semoga suasana Kampung Bansir ini dengan adat dan budayanya tidak berubah oleh jaman," ucapnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pontianak, Hilfira Hamid menuturkan, saprahan yang digelar ini merupakan bagian dari launching Kampung Bansir sebagai Kampung Budaya. Di Kampung Budaya ini, para wisatawan atau tamu dari luar yang tertarik melihat budaya Melayu di Pontianak seperti saprahan, kerajinan-kerajinan khas, bisa berkunjung ke Kampung Bansir ini.
Siapapun yang ingin melakukan saprahan dan kapanpun waktunya, bisa difasilitasi dan dillayani di Kampung Budaya dengan catatan dua hari sebelumnya sudah melakukan booking dengan menyebut jumlah peserta yang minta disediakan makan bersama secara lesehan ini. Minimal empat orang, akan dilayani makan saprahan di sini.
Berita: pontianakkota.go.id
|
|