Berita

Musisi-Musisi Lokal yang Sedang Hits di Kalangan Anak Muda Pontianak

24 September 2016


"Musik itu dinamis-harmonis". Begitu kira-kira ungkapan sederhana dari definisi musik. Dinamis artinya memiliki kekuatan untuk terus berkembang, sedangkan harmonis menggambarkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan. Musik dapat berfungsi sebagai sarana pemersatu paling universal, merobohkan sekat-sekat perbedaan menjadi satu irama yang harmoni.

Universalitas menjadikan karya musik selalu berkembang dimanapun, tak terkecuali di Kota Pontianak. Musisi lokal yang didominasi kaum muda terus bersemangat untuk menghidupi karya-karya mereka. Hal ini menjadi kekuatan bagi Kota Khatulistiwa untuk terus menyapa dunia, sebuah tagline yang akrab didengungkan sejak 2015 lalu.

"Pontianak Menyapa Dunia" dengan karya musisi lokal yang senantiasa tumbuh, berkembang dan melahirkan karya musik terbaik, menjadikan kota yang terkenal heterogenitasnya ini menjadi lebih harmoni. Ada banyak grup musik lokal yang tetap eksis maupun baru saja lahir sepanjang setahun belakangan. Sebagian mereka merintis jalur indie dan ada pula yang telah berhasil menembus label nasional. Yok, kenal lebih jauh dengan musisi-musisi lokal potensial versi Pontinesia.

Coffternoon
Coffee in the Afternoon, Coffternoon, sebuah nama yang terinspirasi dari kebiasaan ngobrol di sore hari para personel bersama secangkir kopi. Band yang terkenal dengan Single "Amira" ini, tak ingin membatasi karya musik mereka atas nama genre tertentu. Wing-Ajir-Harris-Galih-Paton adalah formasi terkini dari Coffternoon. Mengusung tema akustik, dipadu dengan harmonisasi biola dan romansa lirik puitisnya, menjadikan Band yang telah merilis album perdana "Tentang yang Tak Dikata" pada Mei 2015 lalu ini, semakin matang dan jujur dalam menghasilkan karya. (IG : @coffternoon)

LAS!
Band yang baru saja merilis album perdana bertajuk BONA FORTUNA ini menawarkan konsep baru dalam bermusik. LAS! sangat konsen mengampanyekan pesan sosial dan lingkungan terutama tentang kekayaan semesta tanah Borneo. Lewat single "Borneo Legenda", LAS! yang beranggotakan Bob-Dinand-Kajol-Diaz sukses menggelorakan semangat kolaborasi musisi lokal, Pontianak Various Artist untuk melahirkan karya tersebut. Tidak hanya itu, konser #MENUJUBONAFORTUNA yang digelar saat launching album perdana LAS! di Bona Fortuna Land (Basecamp LAS!) merupakan event konser paling harmoni dan "petjaaaahh" di Kota Khatulistiwa sepanjang 2016. Sukses terus, bro! Borneo is Calling! (IG : @laspontianak)

Wai Rejected

Perjalanan panjang melangkah sebagai sebuah band telah dilalui oleh Wai Rejected. Terbentuk 10 tahun lalu dan mengusung musik garage-rock 'n roll, Band yang saat ini digawangi oleh Dhika-Edho-John-Theo-Galih terbukti tetap konsisten, eksis dan produktif dengan karya mereka. Pada 2015, dalam salah satu ajang kompetisi musik bertajuk Meet The Labels, Wai Rejected menjadi satu-satunya Band dari Kalimantan yang berhasil dapat kontrak dengan label Seven Musik Indonesia, sekaligus menjadi most attractive sosial media Band. Selain tampil event-event lokal, Wai Rejected juga akrab manggung dalam berbagai event nasional. (IG : @wairejected)

Secret Weapon

Nama Secret Weapon tidak asing lagi di kalangan anak muda Pontianak. Terutama bagi mereka penggemar musik hardcore. Konsistensi dan loyalitas band yang digawangi oleh Syamsul Fajri - Uray Meizar - Erik Christian Boyd - Bacok-Wawan ini juga tidak diragukan lagi. Memulai misi bermusik di akhir tahun 2006 dan resmi terbentuk pada 1 Januari 2007, Secret Weapon telah banyak mewarnai stage-stage hardcore lokal dan nasional, menggelar tour dikota-kota luar Pontianak serta telah merilis album perdana bertajuk "Next Time I Kill You" pada Maret 2013 lalu, album yang kini dapat dinikmati melalui layanan legal musik digital seperti iTunes, Spotify, Deezer dan lain sebagainya. Lagu-lagu Secret Weapon didominasi oleh lirik berbahasa inggris. Lirik-lirik dalam lagu tersebut terinspirasi dari pengalaman pribadi dan fenomena nyata yang terjadi disekitar mereka, dipadu dengan makna idiom yang sangat kental. You should listen to their song, Next Time I Kill You! (IG : @secretweaponofficial)

Puck Mude

Pernah dengar slogan "SaveOrangTadak ? Yap, slogan yang menjadi ciri khas soloist, Puck Mude ini sangat kental dengan nuansa melayu Pontianak. Agus Ramdani alias Puck Mude, bisa dibilang salah satu musisi senior Pontianak ini memang kental dengan lirik bahase melayu dalam lagu-lagu karyanya, sebut saja lagu "Tak Enak Kasi Kucing" yang populer sejak tahun 2012 lalu, Jangan Macam Ye Ye dan Longgar. Baru-baru ini, Puck Mude juga telah menggelar Tour Warung Kopi, konsep tour musik dari warung kopi ke warung kopi sekitaran Pontianak, seiring dengan peluncuran album terbaru Puck Mude bertajuk Piala Bergilir (SaveOrangTadak), setelah sebelumnya menelurkan album Cacat Huruf R, Pasti Bisa dan Longgar. Sukses terus Puck Mude! (IG : @puckmude).

Manjakani
Ingin merasakan sensasi merdu-mendayu tapi "gak cengeng"? Coba deh dengerin alunan musik dan vokal nya Manjakani. Band dengan format duo ini memiliki ciri khas tersendiri. Terbentuk pada Mei 2015, Manjakani mengusung genre folks-pop. Kabarnya dalam waktu dekat, Manjakani yang terdiri dari Taufan dan Nabila ini akan merilis lagu-lagu baru nan syahdu, setelah sebelumnya sukses merilis single pertama mereka berjudul "Asmaraweda". Sukses terus, Manjakani! (IG : @manjakanimusic)

Yap, tentunya review ini hanyalah merangkum sebgian kecil dari sekian banyak musisi-musisi lokal Pontianak yang berkarya melalui alunan nada dan lirik. Beberapa band lain juga mewarnai panggung musik Pontianak, sebut saja Lima Pagi, Linimasa, Botol Pecah, Hyenas, Parsley, The Yee, Gipsy Boots, REOT, Reppek Corak Insang, and many more yang tentunya belum sempat kami bahas disini! Semoga industri musik di Kota Khatulistiwa terus maju dan berkembang, dan senantiasa melahirkan karya-karya musik yang berkualitas. Dari Pontianak Untuk Indonesia!

Gambar: Google & Instagram




Top
Top