Berita

Tugu Digulis, Simbol Perjuangan Pahlawan di Kota Pontianak #haripahlawan

10 November 2015




Pontianak identik dengan Tugu Khatulistiwa. Padahal, kota ini punya monumen yang tak kalah bersejarah. Tugu Digulis atau Tugu Bambu Runcing menceritakan perjuangan pemuda Kalimantan meraih kemerdekaan RI. Tak jarang traveler melewatkan Tugu Digulis saat berkunjung ke Pontianak, Kalimantan Barat. Monumen yang paling diingat tentang Kota Pontianak adalah Tugu Khatulistiwa, padahal ada juga Tugu Digulis yang terletak di pusat kota ini kaya akan nilai historis dan heroik pemuda Kalimantan Barat dalam meraih kemerdekaan. Pontinesia mencoba merangkum beberapa hal yang perlu kamu tahu tentang Tugu Digulis ini.

Sejarah

Ada kisah kelam di balik berdirinya monument ini. Semua berawal pada 1914, saat terbentuknya Partai Sarekat Islam (SI) di Ngabang (sekarang Kota Landak). Organisasi berbasis keagamaan ini mendapat banyak simpati dari masyarakat, hingga akhirnya pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah untuk membekukan seluruh kegiatan Sarekat Islam. Perintah itu digelontorkan akibat maraknya pemberontakan anggota SI di Jawa dan Sumatera. Pemerintah Hindia Belanda pun menangkap 11 tokoh pergerakan Kalimantan Barat. Tiga dari 11 tokoh itu meninggal saat diasingkan ke Boven Digoel di Irian Barat, sementara 5 di antaranya wafat dalam Peristiwa Mandor di Kabupaten Landak.

Arti Nama

Kata Digulis diambil dari kata "Digoel", sebuah tempat di Papua (Irian Barat). Dahulu, wilayah ini termasuk dalam kekuasaan Hindia Belanda yang digunakan sebagai tempat pembuangan atau pengasingan tokoh-tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sekarang, daerah ini adalah sebuah Kabupaten di Papua yang dikenal dengan sebutan "Digul Atas". Kemudian kata digul ditambahkan akhiran -is yang sebenarnya merupakan pinjaman dari suffix bahasa Inggris -ist yang berarti orang atau pelaku. Sehingga kata Digulis merujuk kepada orang yang dibuang atau diasingkan ke Digul. Nah, ternyata Pontianak dan Papua punya pertalian sejarah ya?

11 Bambu Runcing

Monumen ini berbentuk 11 bambu runcing yang menjulang tinggi ke angkasa, masing-masing berbeda ukuran, mencirikan 11 tokoh pejuang berasal dari berbagai daerah berbeda. Warnanya kuning kehijauan layaknya bamboo pada umumnya. Bambu runcing diambil sebagai bentuk simbolis perjuangan bangsa Indonesia. Kesebelas tokoh pejuang tersebut adalah: Achmad Marzuki, Achmad Su'ud bin Bilal Achmad, Gusti Djohan Idrus, Gusti Hamzah, Gusti Moehammad Situt Machmud, Gusti Soeloeng Lelanang, Jeranding Sari Sawang Amasundin, Hj Rais bin H Abdurahman, Moehammad Hambal alias Bung Tambal, Moehammad SohordanYa' Moehammad Sabran, Gusti Djohan Idrus. Nama-nama tokoh pejuang ini sekarang diabadikan menjadi nama jalan-jalan di Pontianak.

Sejak 1987

Monumen yang berbentuk sebelas tonggak menyerupai bamboo runcing yang berwarna kuning polos ini pertama kali diresmikan pada 10 November 1987 (bertepatan dengan hari Pahlawan) oleh Gubernur Kalimantan Barat saat itu, H Soedjiman. Pada tahun 1995, monument ini dicat ulang dengan warna merah-putih (Indonesia banget! ;) ). Renovasi kembali dilakukan pada tahun 2006 sehingga monument terlihat lebih mirip bamboo runcing dengan pengecatan warna kuning-hijau. Selanjutnya, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kota Pontianak yang ke-242 (23/10/2013) lalu, Pemerintah Kota Pontianak meresmikan renovasi dan pembangunan kawasan Tugu Digulis. Hal ini menjadikan Tugu Digulis tampak indah dan menarik perhatian dengan pesona air mancur yang dapat menampilkan berbagai macam bentuk tarian. Air Mancur Tugu Digulis ini seakan mendapat identitas baru sebagai sebuah Landmark skala kota. Tidak hanya itu, disekeliling kawasan tersebut juga dipercantik dengan adanya Taman Bunga Mawar. Meski Tugu Digulis berada di tengah bundaran, masyarakat maupun wisatawan bias meminggirkan kendaraannya di sekitar Gerbang Universitas Tanjungpura untuk menikmati pesona Tugu Digulis, lantas mengabadikannya dalam bidikan kamera. Yok, selfie-selfie-selfie!

Baca Juga: #7WordersofPontianak, 7 Tempat yang Harus Kamu Kunjungi Kalo ke Pontianak




Top
Top